Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran

Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran

Oleh : Kelompok X

Genru, S.Pd

Hj. Risliana, S.Pd

Akhmad Fitriansyah, S.Pd

I Wayan Adnyana, S.Pd

Sahrudin, S.Pd

Muhammad Zamroni, S.Pd

Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarnan Kelas Kabupaten Paser Tahun 2009/2010

  1. Latar belakang

Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pembelajaran. Penggunaannya yang menempati frekwensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah mernberikan pengaruh yang sangat besar bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada terori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Diantaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru / dosen, instruktur/widiaiswara serta para professional lainnya di dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran/pelatihan ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.

  1. Pengertian Multimedia

William Ditto (2006) menyatakan definisi multimedia dalam ilmu pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi, antara teks, grafik, gambar statis, animasi, film dan suara. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain yang dilakukan oleh Francis M. Dwyer. Hasil penelitian ini antara lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan sebesar 10 %, pesan audio 10 %, visual 30 % dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80 %. Berdasarkan hasil penelitian ini maka multimedia interaktif (user melakukan) dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembelajaran.

Dalam perkembangannya multimedia dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun di dalamnya. Sifatnya sekuensial atau berurutan dan durasi tayangannya dapat diukur. Film dan televisi termasuk dalam kelompok ini.

Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Ciri khasnya, multimedia ini dilengkapi dengan beberapa navigasi yang disebut juga dengan graphical user interface (GUI), baik berupa icon maupun button,  pop-up menu, scroll bar, dan lainnya yang dapat dioperasikan oleh user untuk sarana browsing ke berbagai jendela informasi dengan bantuan sarana hyperlink. Penerapan multimedia interaktif ini didapat pada multimedia pembelajaran serta aplikasi game. Multimedia interaktif tidak memiliki durasi karena lama penayangannya tergantung seberapa lama pengguna mem-browsing media ini.

  1. Fungsi Multimedia dalam Pembelajaran

Manfaat media pendidikan dalam proses belajar menurut Hamalik (1986) antara lain sebagai peletakkan dasar-dasar yang kongkrit dalam berfikir untuk mengurangi ‘verbalisme’, memperbesar minat siswa, membuat pelajaran lebih menyenangkan sehingga berdampak kepada hasil pembelajaran yang lebih memuaskan.

Multimedia dalam pembelajaran dapat digolongkan kedalam tiga karakteristik. Pertama, multimedia digunakan sebagai salah satu unsur pembelajaran di kelas. Misal jika guru menjelaskan suatu materi melalui pengajaran di kelas atau berdasarkan suatu buku acuan, maka multimedia digunakan sebagai media pelengkap untuk menjelaskan materi yang diajarkan di depan kelas. Multimedia dengan jenis ini dinamakan juga dengan ‘presentasi pembelajaran’. Materi yang ditayangkan tidak terlalu kompleks dan hanya menampilkan beberapa item yang dianggap penting, baik berupa teks, gambar, video maupun animasi. Latihan dan tes kurang cocok diletakkan pada presentasi pembelajaran ini, kecuali bersifat quiz guna membangun suasana kelas agar lebih dinamis.

Kedua, multimedia digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri. Pada tipe kedua ini multimedia mungkin saja dapat mendukung pembelajaran di kelas mungkin juga tidak. Berbeda dengan tipe pertama, pada tipe kedua seluruh kebutuhan instruksional dari pengguna dipenuhi seluruhnya di dalam paket multimedia. Artinya seluruh fasilitas bagi pembelajaran, termasuk latihan, feedback dan tes yang mendukung tujuan pembelajaran disediakan di dalam paket.

Ketiga, multimedia digunakan sebagai media satu-satunya di dalam pembelajaran. Dengan demikian seluruh fasilitas pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran juga telah disediakan di dalam paket ini. Paket semacam ini sering disebut CBL (Computer Based Learning).

  1. Keunggulan Multimedia dalam Pembelajaran

Bates (1995) menekankan bahwa diantara media-media lain, interaktivitas multimedia atau media lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Interaktivitas nyata di sini adalah interaktivitas yang melibatkan fisik dan mental dari pengguna saat mencoba program multimedia. Sebagai perbandingan media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan interaktivitas, hanya saja interaktivitas ini bersifat samar (covert) karena hanya melibatkan mental pengguna.

Interaktivitas secara fisik dalam multimedia pembelajaran bervariasi dari yang paling sederhana hingga yang kompleks. Interaktivitas sederhana misalnya menekan keyboard atau melakukan klik dengan mouse untuk berpindah halaman (display) atau memasukkan jawaban dari suatu latihan yang diberikan oleh komputer. Interaktivitas yang komplek misalnya aktivitas di dalam suatu simulasi sederhana di mana pengguna bisa mengubah-ubah suatu variabel tertentu atau di dalam simulasi komplek di mana pengguna menggerakkan suatu joystick untuk menirukan gerakan mengemudikan pesawat terbang.

Keunggulan multimedia di dalam interaktivitas adalah media ini secara inheren mampu memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi baik secara fisik dan mental. Tentu saja kemampuan memaksa ini tergantung pada seberapa efektif instruksi pembelajaran mampu menarik pengguna untuk mencoba secara aktif pembelajaran yang disajikan. Sebagai contoh adalah program multimedia pembelajaran yang berisi materi mengenai oscilloscope. Dengan menggunakan multimedia pembelajaran pengguna akan diajak secara langsung mencoba dan menggunakan simulasi oscilloscope yang tersedia. Berbeda halnya jika materi yang sama disajikan dengan buku atau video. Dalam hal ini pengguna hanya pasif (secara fisik) melihat bagaimana cara menggunakan oscilloscope ditampilkan. Aktivitas mental ( pengguna menyerap cara menggunakan dan mengatur oscilloscope) mungkin terjadi akan tetapi aktivitas fisik (dalam hal ini mencoba sendiri cara mengatur oscilloscope) tidak terjadi. Dengan kata hal lain – dalam hal suatu simulasi – dengan menggunakan multimedia pembelajaran pengguna akan mencoba secara langsung bagaimana sesuatu terjadi.

Selanjutnya Fenrich (1997) menyimpulkan keunggulan multimedia pembelajaran antara lain:

•    siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan , kesiapan dan keinginan mereka. Artinya pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran.

•     siswa belajar dari  tutor yang sabar (komputer) yang menyesuaikan diri dengan kemampuan dari siswa.

•     siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang seketika.

•     siswa menghadapi suatu evaluasi yang obyektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan.

•     siswa menikmati privasi di mana mereka tak perlu malu saat melakukan kesalahan.

•     belajar saat kebutuhan muncul (“just-in-time” learning).

•     belajar kapan saja mereka mau tanpa terikat suatu waktu yang telah ditentukan.

  1. Penutup
    1. Kesimpulan

      Selengkap dan secanggih apa pun prasarana dan sarana dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), tanpa didukung oleh mutu dan motivasi guru yang baik, prasarana dan sarana tersebut tidak memiliki arti yang signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu seluruh stekholders yang berperan di dalam pendidikan harus memperhatian betul kebutuhan dunia pendidikan yang selalu berkembang dengan pesat seiring berkembangnya teknologi infomasi dan komunikasi.

            Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Oleh sebab itu peranan multimedia sangat besar dalam proses pembelajaran. Lebih-lebih dalam dunia globalisasi saat ini. Komputer dan internet bukan madia asing lagi pada dunia anak-anak terutama siswa SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Apabila kita tidak mampu mengikuti perkebangan teknologi informasi dan komunikasi ini, maka kita akan selalu ketinggalan.

  1. Saran
  2. Karena begitu pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini diharapkan semua sekolah terutama yang ada kecamatan Long Ikis khususnya dan kabupaten Paser umumnya untuk mampu menerapkan multimedia dalam pembelajaran.
  3. Kepada semua guru diharapkan mampu menguasai dan menerapkannya multimedia  dalam proses pembelajaran di sekolah masing-masing.
  4. Kepada seluruh kepala sekolah dari SD sampai SLTA, selalu memberikan pembinaan dan dukungan sarana dan prasarana multimedia kepada seluruh guru untuk selalu menggunakan multimedia dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
  5. Kepada pemerintah dapat selalu mengadakan pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan dalam penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran.

 

D A F T A R   P US T A K A

Barton, R. Teaching Secondary Science with ICT. London: Open University Press, 2004.

Bates, A.W. Technology, Open Learning And Distance Education. London: Routledge, 1995.

Fenrich, P. Practical Guidelines For Creating Instructional Multimedia Applications. Forth Worth : The Dryden Press 1997.

Panduan Pembuatan Multimedia Pembelajaran; Depdiknas, 2007

Pramono, Gatot. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008

Rembuk Nasional Pendidikan  Pemantapan Pencapaian Target Renstra 2005-2009_files.

Ditto,  William. Multimedia, Encarta Premium DVD Ensiclopedia 2006.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK MENENTUKAN KPK DAN FPB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK MENENTUKAN KPK DAN FPB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 012 LONG IKIS

 

 

 

 

 

 

DISUSUN OLEH

 

AKHMAD FITRIANSYAH, S.Pd.

 

 

DINAS PENDIDIKAN

PASER

2010

 

 

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan  Taufik dan HidayahNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan hasil perbaikan pembelajaran sebagai laporan tugas.

Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional yang terdiri dari Pendahuluan, Perencanaan Perbaikan Pembelajaran, Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran, Temuan dan Kesimpulan.

Dalam menyusun laporan ini, banyak kendala yang dialami, dimana banyak pihak yang telah membantu. Oleh karena itu pada bagian ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs Bahrun S, M.Si selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Paser.
  2. Bapak Genru, S.Pd. selaku Kepala Kantor UPTD PSPD Kecamatan Kuaro dan Long Ikis.
  3. Rekan – rekan teman sejawat yang ada di SD Negeri 012 Long Ikis sebagai teman sejawat penulis.

Dengan penuh kesadaran bahwa sanya laporan ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu maohon maaf terdapat kesalahan baik penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah dalam tata bahasa Indonesia yang benar.

Mudah mudahan penulisan laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun bagi rekan-rekan seprofesi pada umumnya. Dan untuk mencapai kesempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Atas perhatian dan sumbangan pikirannya di ucapkan terimakasih. 

     Long Ikis, ……………………….                       

                Penulis

                                                     Akhmad Firiansyah, S.Pd.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………

Daftar Isi ……………………………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….

  1.  Latar Belakang Masalah .…………………………………….. ..
    1. Identifikasi Masalah ………………………………………
    2. Analisis Masalah…………………………………………..
  2. Rumusan Permasalahan …………………………………………
  3. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ……………………..
  4. Manfaat Penelitian …………………………………………….                     

BAB II. KAJIAN PUSTAKA…………………….…………………………

  1. Pengertian Belajar ………………………………………………      

            B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………………      

            C. Pengertian Belajar Yang Efektif …………………………………     

            D. Hasil Belajar ……………………………………………………..      

            E. Metode Pembelajaran ……………………………………………

BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN …………….………………….

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan  ………………………………….      

B. Prosedur Pelaksanaan ……………………………………………      

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………    

A. Deskripsikan Persiklus…………… ……………………………..      

B. Pembahasan dari Setiap Siklus …………………………………..   

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …….……………………………..   

A. Kesimpulan ……………………………………………………..       

B. Saran ………………….  ………………………………………..       

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

i

iii

1

1

5

6

7

9

10

11

11

12

13

15

16

17

17

17

23

23

34

36

36

36

38

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Pembelajaran matematika yang menekankan kepada nalar, yang kongkrit yang didalamnya terdapat materi yang dikaitkan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari, seperti menghitung, menjumlah, mengurang, mengalikan, dan membagi sebagai aplikasi dari pembelajaran ini. Begitu penting materi ini diangkat, karena materi ini terdapat kegiatan mengukur, menimbang bahkan menakar.

Sebagian anggapan peserta didik bahwa pembelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit tetapi menarik. Banyak para siswa dibuat pusing untuk mencari jawabannya. Meskipun demikian mereka dituntut untuk memecahkannya, mereka harus mampu menuntaskannya.

Dari berbagai buku paket matematika yang ada di sekolah, ada yang lengkap dengan contoh-contohnya, namun usia anak tersebut belum mampu mencerna materi pembelajaran. Atau juga boleh jadi cara penjelasan guru tidak dapat dipahami oleh siswa, dan belum adanya penggunaan alat peraga yang tepat untuk membantu pemahaman dan penguasaan materi.

Dengan adanya kurikulum berbasis Kompetensi Pembelajaran matematika lebih ditekankan, harus dikuasai oleh siswa. Para siswa dituntut berpikir kritis yang bernalar logika.

Untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa dilakukan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar dilakukan melalui komunikasi timbal balik yang saling berperan aktif dalam melaksanakannya di lapangan, dan tidak hanya sekedar pemberikan informasi searah dengan upaya mengembangkan kreativitas dan keterampilan yang dimiliki sehingga mampu menentukan dan memecahkan masalah sendiri. (Suciati, 2005)

Tujuan pengajaran matematika adalah :

  1. Peserta didik mampu menghadapi pembahasan perubahan kemampuan dalam berpikir yang kongkrit dan dapat memecahkan persoalan atau masalah.
  2.  Peserta didik menggunakan dengan tepat media dalam kehidupan sehari-hari.

Dari materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Pesekutuan Terkecil (KPK) siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya, maka gurulah yang harus mengusai metode agar pembelajaran dapat tercapai.

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menguasai pembelajaran dan dapat dilihat dari hasil evaluasi.

Keberhasilan suatu pembelajaran juga sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam menerapkan metode, dan merumuskan tujuan serta menentukan alat penilaian. Guru harus memahami kesalahan, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswa sebab mereka memiliki daya pikir, minat dan bakat yang berbeda. Oleh sebab itu guru sudah barang tentu harus dapat menghargainya.

Pembelajarn matematika di kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis membahas materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dengan menggunakan tabel, metode yang digunakan adalah Tanya jawab dan latihan-latihan. Proses belajar mengajar melibatkan siswa agar berperan aktif untuk memecahkan soal-soal latihan. Disamping itu siswa diberikan kesimpulan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

Untuk berupa memperbaiki pembelajaran tentunya diperlukan strategi yang terarah, agar faktor-faktor penyebab dari menurunya prestasi belajar siswa dapat di atasi.

Ditinjau dari segi pembelajaran matematika faktor apa yang timbul, sehingga pembelajaran ini bagi siswa sulit menerimanya. Sebagai jawaban faktor tersebut adalah :

  1. Tidak terampil dalam menjumlah, mengurang, cara mengalikan dan bahkan tidak mampu membagikan suatu bilangan.
  2. Tidak mendapat penjelasan dari siapapun.
  3. Tidak mau bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.  

Maka demikian itu guru dan siswa harus mengadakan intraksi memecahkan masalah yang dihadapi. Langkah guru dalam membimbing siswa secara individual, guru dapat menggunakan pendekatan remedial yang bersifat kuratif. Pendekatan ini merupakan salah satu kegiatan bersifat bertahap dalam memahami mata pelajaran. Dalam penjelasan guru ketika berlangsung ada sebagian yang belum dapat memahami pelajaran. Untuk  siswa tersebut guru memberi dapat memberi bantuan secara individual, dengan memberi tugas atau latihan-latihan (Warkitri, 1991).

Dalam Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentan Guru dan Dosen disebutkan bahwa   guru adalah pendidik propesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini, jalur pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pen didikan menengah. Dalam hal ini peran dan tanggung jawab guru sangatlah strategis sekali.

Kegitan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah sangat baik melalui keaktifan guru dan siswa dalam beriteraksi pemecahan masalah baik melalui tatap muka maupun melalui kegiatan kurikuler (kegiatan luar sekolah) misalnya PR dikerjakan dirumah dengan tujuan siswa melatih diri sendiri untuk memahami materi yang diterimanya di sekolah. Disamping itu juga dilaksanakan peningkatan volume pembelajaran melalui les tambahan dengan memanfaatkan waktu diluar jam belajar efektif terutama mata Pelajaran Matematika dan menekankan pada materi yang dianggap sulit.

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai seorang pendidik di Sekolah Dasar, penulis melakukan penelitian terhadap hasil belajar siswa khusus di kelas IV dengan tujuan mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika pada awal semester genap pada tahun pembelajaran 2006/2007. Dari hasil penelitian dapat diperoleh data penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika khusus materi operasi hitung berkisar di bawah 70% / 75%.

Berdasarkan data yang diperoleh maka perlu dilakukan usaha perbaikan dan peningkatan pembelajaran agar siswa dapat meningkatakan hasil pelajaran matematika menjadi lebih baik. Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih memuaskan, guru harus menggunakan metode dan pendekatan yang bervariasi agar siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran melalui pengalaman langsung. Kolb (1984) menjelaskan salah satu karakteristik belajar melalui pengalaman yaitu belajar lebih dipersepsikan sebagai proses, bukan sebagai hasil. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pembentukan pengetahuan berlangsung terus menerus sesuai dengan pengalaman yang dihadapi dan terus berubah karena adanya suatu pengalaman baru. Oleh sebab itu guru berusaha mengembangkan pembelajaran yang menuntut ketertiban siswa untuk aktif dalam proses pembentukan pengetahuan dan menginterprestasikan pengetahuan yang telah dipelajari dengan pengetahuan yang dimilikinya dalam menghadapi suatu permasalahan.

Berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh dalam penelitian dan termotivikasi diri menerapkan metode / model pembelajaran dengan menggunakan strategi ” Pemberian Tugas Individual ”   pada siswa kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis, dengan harapan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.

  1. Identifikasi Masalah

Senge (2000), menjelaskan bahwa penglaman yang diperoleh peserta didik diharapkan dapat mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya. Masalah kehidupan dan fenomena alam diupayakan dapat dijelaskan secara ilmuan. Dengan demikian tujuan pendidikan diharapkan sebagai alat bagi siswa agar mampu memecahkan dan mengatasi masalah – masalah kehidupan yang dihadapi dengan cara yang lebih baik dan lebih cepat. Dari pemahaman diatas, setiap mata pelajaran diharapkan dapat membentuk kecakapan hidup bagi peserta didik untuk memasuki kehidupan nyata dimasyarakat.

Peran serta guru sebagai tenaga professional adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, tentu erat kaitannya dengan hasil belajar siswa, (UU RI No. 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen). Melihat hasil yang diperoleh siswa terhadap pelajaran matematika khusus pada materi operasi pecahan yang berhubungan dengan penggunaan FPB dan KPK sangat rendah dari 30 siswa hanya  7 orang yang mencapai penguasaan materi ≥ 70 %.

Rendahnya kemampuan siswa dalam menguasai perkalian dan pembagian , dan kesulitan siswa memahami fungsi KPK dan FPB Keberhasilan siswa dalam pembelajaran ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran dan dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan guru.

Kunci keberhasilan suatu pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan guru dalam menerapkan metode dan merumuskan tujuan serta mentukan alat penilai. Sikap yang ditunjukan guru, kemampuan guru dapat memami kesalahan, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswa. Siswa adalah pribadi yang unik, yang memiliki sifat tertentu baik kemampuan, niat, bakat, cara berpikir dan daya serap yang berbeda harus dapat dihargai oleh guru.

Dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis materi pokok ” yang menggunakan KPK dan FPB ” penulis menemukan kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, yang disebabkan karena  guru dominan hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, dan siswa tidak termotivasi sehingga pembelajaran menjadi tidak menarik dan tidak menantang. Tidak ada siswa yang mau bertanya terhadap materi yang diajarkan meskipun diberi kesempatan.

Dari uraian ini dapat terlihat bahwa guru cukup aktif menjelaskan materi pelajaran sedangkan siswa bersifat pasif karena menemukan masalah yang segnifikan. Akibatnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika sangat rendah.

2.     Analisis Masalah.:

Salah satu materi pokok bahasan yang masih menjadi kendala bagi siswa mereka belum mampu menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil dan Faktor Persekutuaan Terbesar dengan menggun akan tabel.

Dengan rendahnya kemampuan siswa terutama pada perkalian dan pembagian dengan benar maka secara otomatis mereka akan kesulitan memecahkan masalah.

Berdasarkan hasil tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor untuk menidentifikasi masalah, atas kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan maka terungkaplah beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :

  1. Kurangnya penguasaan terhadap bilangan yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian.
  2. Siswa mengalami kesulitan menjawab soal-soal yang diberikan.
  3. Penjelasan yang diberikan guru belum mendapat respon yang tepat bagi siswa.

Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran materi menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan tabel. Penulis berdiskusi dengan teman sejawat, setelah materi diberikan kepada siswa ternyata hasil belajar yang diperoleh kuran memuaskan. Penyebab prestasi rendah, sebagian besar masih belum mengerti cara menyelesaikannya. Ada tiga penyebabnya adalah :

  1. Siswa kurang hapal dengan perkalian.
  2. Siswa kurang terampil dalam membagi.
  3. Siswa tidak bersungguh-sungguh pada hal penjelasan sudah terperinci.

 

  1. Rumusan Pemasalahan.

Berdasarkan perumusan masalah di atas hipotesis tindakan yang dilakukan agar pembelajaran menjadi tuntas adalah sebagai berikut :

  1. Pembelajaran berhasil dengan menggunakan alat peraga yang tepat.
  2. Hasil belajar dapat meningkat setelah penjelasan terperinci dilakukan.
  3. Hasil belajara siswa benar meningkat setelah dibimbing secara individual.

 

Dalam rangkaian rencana perbaikan pembelajaran matematika masih tetap dipelukan bimbingan lanjutan secara lebih khusus lagi terutama pada materi KPK dan FPB dengan cara tabel KPK dan FPB baik pada Siklus I dan Siklus II.

Gambar 1. Siklus perbaikan pelajaran materi FPB dan KPK pada siswa kelas IV SD Negeri 012 Long ikis Kabupaten Pasir.

Matematika

 

Siklus I
Merencanakan
Mengobservasi
Refleksi
Siklus I
Matematika
Merencanakan
Mengobservasi
Refleksi
Rev

i

s

i

Tahap – tahap PTK

Kegiatan penilaian dilakukan oleh penulis dengan teman sejawat sebagai observator dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut :

  1. Guru dapat membuat rencana pembelajaran sesuai dengan metode dan strategi Tugas Individual.
  2. Adanya ketertiban siswa secara langsung, dan aktif dalam proses belajar mengajar.
  3. Rata – rata hasil belajar minimal 70.

 

  1. Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran.,

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan suatu model perbaikan pembelajaran agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai secara rinci. Tujuan yang ingin dicapai adalah :

  1. Mengkaji faktor  penyebab rendahnya penguasaan materi pembelajaran matematika terutama pada penjelasan KPK dan FPB.
  2. Memperdalam dan mempertajam pemahaman siswa terhadap terhadap materi KPK dan FPB dengan keterampilan mengali dan membagi.
  3. Meningkatkan kemampuan guru dalam menuntaskan pembelajaran materi yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
  4. Untuk mengetahui efektivitas metode yang telah digunakan dalam meningkatkan mutu pembelajaran matematika.

 

  1. Manfaat penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai manfaat, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi peserta didik serta bagi sekolah. Manfaat bagi guru adalah kesalahan dalam pembelajaran yang dilakukan dapat cepat diatasi dan pada akhirnya guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Manfaat bagi siswa, mereka akan lebih kritis dan akan mendapat hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan standar kompetensi dasar yang ditetapkan. Sementara itu manfaat bagi sekolah adalah sekolah akan dapat berkembang pesat dengan adanya guru yang mempunyai inovasi-inovasi untuk mengatasi masalah hasil belajar siswa.

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Agar perbaikan pengajaran matematika menjadi lebih baik dari sebelumnya.
  2. Pembelajaran matematika lebih disukai dan bukan disegani.
  3. sebagai bahan evaluasi bahwa manusia mempunyai intelegensi yang berbeda.

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

  1. Pengertian Belajar

      Belajar itu merupakan proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai hal studi.

Pendapat ini mengatakan, bahwa belajar adalah merubah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, jadi pendapat ini menekankan pada pendidiakan intelektual. Kepada peserta didik diberikan bermacam-macam mata pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghapal ( Rusyan, 1995 : 7-9 )

 Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajara lebih luas dibandingkan pendapat tradisional yang hanya menekankan pada sejumlah pengetahuan. Dikatakan oleh kelompok modern tentang belajar adalah :

Suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, tumbilah pengertian baru, timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, sulia dan emosional. (A. Ahmadi, 1991: 14-15).

      Selanjutnya dalam kamus paedagogik dikatakan bahwa belajar adalah berusaha memiliki pengetahuan dan kecakapan. Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Ia baru dapat melakukan sesuatu hanya dari hasil proses belajar sebelumnya. Tetapi harus diingat juga bahwa belajar mempunyai hubungan yang erat dengan masa peka, yaitu suatu masa dimana suatu fungsi maju dengan pesat untuk dikembangkan.  

      Dari beberapa definisi di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan didalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar, apabila setelah belajar tidak terjadi adanya perubahan yang berencana dan bertujuan dalam diri tersebut. Kita belajar dengan suatu tujuan yang lebih dahulu diterapka.

  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

Sejak awal perkembangan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar efektif. Para pakar di bidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruh terhadap hasil belajar tersebut. Dengan diketahuinya factor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberikan intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yang bersumber dari dalam manusia yang belajar (internal) dan factor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar (Eksternal). (Suharsimi Arikunto, 1980: 20-26)

Lebih lanjut dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto bahwa :

  1. Faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu factor biologis dan psikologis. Yang dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, sedangkan yang dapat dikategarikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.
  2. Faktor-faktor yang bersumber dari diri manusia yang belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua pula yaitu faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ada hal lain yang merupakan gabungan dari faktor internal sekaligus faktor eksternal. Misalnya saja ”kelelahan”. Perasaan lelah jasmani biasanya mempengaruhi rohani, demikian juga sebaliknya. Dengan pembatasan lingkup belajar yang terjadi serta berlangsung di sekolah, maka faktor-faktor internal yang ada pada diri siswa dapat di identifikasikan dengan tepat karena sudah diketahui ciri-ciri perkembangan anak pada usia tertentu.

      Untuk faktor-faktor eksternal pun sudah dapat diidentifikasikan karena lingkungan sekolah sudah didesain menurut aturan yang telah ditentukan.

Disamping faktor-faktor tersebut diatas ada subyek yang sangat bertanggung jawab menentukan kualitas pembelajaran. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa berasal dari dalam diri siswa sendiri dan dari luar dirinya. Guru dipandang dari segi siswa, merupakan faktor khusus dan perlu mendapat sorotan khusus pula.

  1. Pengertian Belajar Yang Efektif

Tidak ada definisi yang baku tentang pengertian belajar yang efektif. Para pakar pendidikan hanya menyebutkan petunjuk atau pedoman tentangbelajar yang sukses, tepat mengenai sasaran atau yang disebut dengan ”study effectively”. Abu Ahmadi menyebutkan secara umum tentang pedoman belajar yang efektif.

Seseorang dikatakan belajar efektif apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Belajar dengan teratur dan hemat tenaga, pokok pangkal dari belajar yang sukses adalah keteraturan.
  2. Belajar dengan disiflin dan bersemangat.
  3. belajar dengan konsentrasi.
  4. Memiliki waktu istirahat.

 

Pendapat lain mengemukakan cara-cara terpenting dalam belajar yang sukses sebagai berikut :

  1. Adanya niat yang kuat.
  2. Adanya kemauan yang kuat
  3. Adanya perhatian
  4. Adanya konsentrasi
  5. Adanya appersepsi
  6. Memiliki catatan
  7. Bertanya (Al-Falasny, 1992:7-14)

Sedangkan Tabrini Rusyan mengemukakan factor-faktor kondidional yang dapat mempengaruhi belajar yang efektif, yaitu :

  1. Peserta didik belajar harus banyak melakukan kegiatan.
  2. Belajar memerlukan latihan dengan jalan relearning, recall, dan review.
  3. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan peserta didik.
  4. Peserta perlu mengetahui keberhasilan dan kegagalannya dalam belajar.
  5. Pengalaman masa lampau (appersepsi).
  6. Kesiapan belajar.
  7. Faktor minat dan usaha.
  8. Faktor-faktor fisiologis.
  9. Faktor Intelegensi.

Dari beberapa penjelasan diatas maka yang dimaksud dengan kebiasaan belajar yang efektif ini adalah suatu kebiasaan cara belajar yang dilakukan oleh pelajar dengan memperhatikan sikap rohani dan kesediaan mental, keteraturan waktu, memiliki semangat dan waktu istirahat. Dengan kata lain seseorang dikatakan memiliki kebisaan belajar yang efektif apabila dalam belajarnya memperhatikan keterampilannya mengikuti suatu pelajaran, keterampilan dalam membaca buku, keterampilan pada waktu mencatat bacaan, keterampilan menempuh ujian, ketermpilan berkonsentrasi, keterampilan menghafal pelajaran, keterampilan mengelola waktu studi dan memiliki kelompok belajar.

  1. Hasil Belajar

Waktu mengetahui hasil belajar atau prestasi belajar siswa diperlukan informasi yang didukung oleh data yang obyektif dan memadai tentang indicator-indikator perubahan perilaku dan pribadi peserta didik. Dengan demikian terangkatlah sejauh mana kecermatan evaluasi atas taraf keberhasilan proses belajar mengajar itu akan banyak tergantung pada tingkat ketepatan, kepercayaan, keobyektifan, dan kepresentatifan informasi yang didukung oleh data yang diperoleh.

Evaluasi merupakan bagian penting proses belajar mengajar karena dengan evaluasi dapat ditentukan tingkat prestasi (keberhasilan) suatu program, sekaligus juga diukur dari hasil-hasil yang dicapai oleh suatu program.

Dengan evaluasi itu dapat diketahui hasil belajar mengajar seperti :

  1. hasil belajar secara komprehensif yang meliputi aspek kaognitif, afektif dan pisikomotorik.
  2.  Tindakan selanjutnya dimana segi-segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi yang dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari.
  3. Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
  4. Mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan belajar.

Dalam mengevalausikan tujuan yang hendak dicapai perlu diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :

  1. Hasil belajar yang merupakan pengetahuan dan pengertian.
  2. Hasil belajar dalam bentuk sikap dan kelakuan.
  3. Hasil belajar dalam bentuk kemampuan untuk diamalkan.
  4. Hasil belajar dalam bentuk keterampilan serta yang dilaksanakan dalam kegiata sehari-hari.

 

  1. Dengan penjelasan singkat diatas yang dimaksud dengan hasil belajar yang pengertian disamakan dengan pretasi belajar penelitian ini adalah suatu hasil dari perbuatan belajar yang telah dicapai disekolah yang melitputi aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.
  2. Hasil tersebut dapat diamati lewat indeks prestasi yang diperoleh siswa pada buku laporan hasil pendidikan (raport).

 

  1. Metode Pembelajaran.

Kompetensi guru dalam mengajar berkaitan dengan penentuan dan penerapan suatu metode atau kombinasi dari berbagai metode pembelajaran. Dalam penelitian ini penulis menerapkan metode diskusi, demontrasi, Tanya jawab guna untuk mengatasi permasalahan hasil belajar siswa yang rendah.

Metode diskusi dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran yang mendiskusikan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (atau siswa dan guru), yang mempunyai perhatian sama terhadap topik atau masalah yang sedang didiskusikan sehingga diperoleh satu atau beberapa alternative jawaban.

Metode demontrasi dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran yang mendiskusikan suatu topik atau masalah yang dilakukan siswa atas bimbingan guru untuk mengejakan tugas didepan kelas, dengan metode inilah yang baik untuk membantu siswa untuk belajar dengan baik.

Metode Tanya jawab dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran yang membuat suatu topik atau masalah yang dilaku guru dan siswa sebagaimana yang diharapkan agar siwa tidak pasif lagi dalam belajarnya agar dapat menghasilkan nilai yang muaskan.

 

 

 

 

 

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

 

  1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di :

Nama Sekolah                      : SDN 012 Long Ikis

Desa Krayan Makmur Kecamatan Long Ikis Kab. Pasir

Mata Pelajaran                     : Matematika

Kelas / Semester                   : IV / 2

Siklus I dilaksanakan           : Tanggal 1 Pebruari 2010

Waktu                                  : 07.30 – 08.10 Wita

Siklus II dilaksanakan          : Tanggal 15 Pebruari 2010

Waktu                                  : 07.30 – 08.30 Wita  

  1.  Prosedur Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dengan cara kolaborasi atau multi methode dengan teman sejawat untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. Kemudian mendiskusikan pemecahan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika khusus pada materi KPK dan FPB menggunakan cara tabel.

Hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh bahwa perlu dilakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan jadwal dan langkah – langkah yang sesuai dengan Penelitian Tindakan Kelas. Dengan demikian perlu disusun kegitan siklus I dan siklus II yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Adapu prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika pada materi menentukan KPK dan FPB menggunakan cara tabel pada siswa kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis  seperti ditunjukkan pada diagram di bawah ini !

Identifikasi masalah
Aktivitas Guru dan teman sejawat
Perumusan masalah
Aktivitas Guru dan teman sejawat

 

Rencana tindakan
Aktivitas Guru dan teman sejawat
–          Menyusun RP

–          Menyusun lembar observasi

–          Menyediakan alat peraga

–          Menyiapkan pertanyaan

Pelaksanaan tindakan
Aktivitas Guru
–          Menjelaskan materi pelajaran

–          Mengajukan pertanyaan

–          Memberikan kesempatan bertanya

–          Menanggapi pertanyaan

–          Evaluasi hasil belajar

Observasi
Aktivitas teman sejawat
Mengobservasi kegiatan guru dalam pembelajaran sesuai kesepalatan
Refleksi
Aktivitas Guru
Mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran

 

Kegiatan Pelaksanan :

Siklus I               : Matematika

Konsep               : Membandingkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi        yang dipersiapkan untuk masing – masing siswa secara individual.

Fokus                 : Bagaimana meningkatkan penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika tentang materi menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan cara tabel.

Tabel 1 . Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika Materi menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan cara tabel, pada siswa kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis pada Siklus I.

No. Kegiatan Pelaksanaan
1. Rencana Tindakan –          Menyusun RP

–          Menyiapkan materi

–          Mengevaluasi kesiapan siswa

–          Menyiapkan alat peraga

–          Menyusun pertanyaan

2. Pelaksanaan Tindakan –          Melaksanaan pembelajaran matematika materi menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan cara tabel.

–            Mengamati dan mengidentifikasi kemampuan dan kesulitan siswa dalam proses pembelajaran.

–            Mengadakan evaluasi

3. Obsevasi –            Melakukan observasi terhadap pembelajaran
4. Refleksi –            Melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

–            Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

 

Tabel 2. Tahapan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Matematika materi menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan cara tabel melalui strategi Tugas Individual pada siswa Kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis Siklus I.

No. Tahapan kegiatan Tujuan Hasil yang dicapai waktu
1. Awal Mengidentifikasi masalah Tindakan memperbaiki hasil pembelajaran Senin

01 – 02– 2010

2. Rencana tindakan –            Menyusun rencana perbaikan –       Guru dapat membuat RP.

–          Menyediakan materi tes.

–          Menggunakan alat peraga yang sederhana.

–          Menyiapkan materi tes

Kamis

04 – 02 -2010

3. Pelaksanaan tindakan Melaksanakan pembelajaran sesuai rencana dengan menggunakan strategi tugas Individual. Pembelajaran berjalan sesuai dengan tahapan dan rencana. Senin

08-02-2010

4. Observasi –           Mengobsevasi kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan kegiatan guru

–          Pemanfaatan waktu yang efektif.

–          Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RP.

–          Pengamatan terhadap kemampuan individual siswa.

Hasil observasi dapat diproleh dengan bantuan teman sejawat Senin

08-02-2010

5. Refleksi Mengawasi semua aktivitas dan mencatat hasil pengamatan yang berhubungan dengan aktivitas. Hasil refleksi ada pada lembar obsevasi siklus II Senin

08-02-2010

 

Tabel 3. Tahapan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Matematika materi menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan cara tabel melalui strategi Tugas Individual pada siswa Kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis Siklus II.

No. Tahap kegiatan Tujuan Hasil yang dicapai  Waktu
1. Awal Mengidentifikasi masalah dari pelaksanaan pembelajaran I Kewajiban memperbaiki pembelajaran. Senin

15-02-2010

2. Rencana tindakan –       Menyusun rencana pelaksanaan siklus tentang: menyusun RP, menyiapakan alat bantu, menyusun pertanyaan dan materi tes.

–       Mengevaluasi kesiapan siswa

–          Guru dapat membuat RP.

–          Menyediakan materi yang relevan.

–          Menyiapkan alat peraga, membuat materi tes dan pedoman observasi

Rabu

17-02-2010

3. Pelaksanaan tindakan Melaksanakan pembelajaran seefektif mungkin dengan menggunakan strategi tugas individual dan dibantu alat praga Pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana Senin

22-02-2010

4. Observasi Mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan kegiatan guru diantaranya :

–      Penggunaan waktu seefektif mungkin

–      Pelaksanaan pembelajaran sesuai RP.

–      Mengunakan strategi Tugas Indivitual menekankan pada keaktifan siswa

Hasil observasi dapat diperoleh dengan bantuan teman sejawat dan hasilnya terlampir pada lembar observasi matematika. Senin

22-02-2010

5. Refleksi Mengawasi semua aktivitas dan mencatat hasil pengamatan yang aktivitas siswa secara individual. Hasil  refleksi ada pada lembar refleksi. Senin

22-02-2010

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

  1. Deskripsi Persiklus

Pada siklus I telah dilaksanakan pembelajaran matematika dengan pokok materi Kelipatan PersekutuanTerkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dengan menggunakan table strategi individual hasil belajar siswa ternyata dibawah dari 60 %. Dengan kenyataan ini masih berada jauh dari standar ketuntasan. Dinyatakan tuntas jika siswa mampu mencapai 70 %. Maka dalam hal ini penulis sebagai pendidik tentu berusaha memperbaiki hasil belajar agar meningkat. Karena masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah dari standar ketuntasan dan belum memuaskan, maka segera dilakukan  lagi perubahan secara menyeluruh, baik itu berupa metode, alat peraga yang tepat, evaluasi yang akurat, maupun cara komunikasi penyampaian materi lebih terpokus.

Memang pada siklus I penulis dalam menyajikan pembelajaran dengan alat peraga yang sangat sederhana dan penjelasan materi pembelajaran belum banyak dipahami mengingat waktu yang terbatas maka timbullah dalam hati penulis bertanya pada diri sendiri apakah alat Bantu yang tepat dalam penjelasan materi KPK dan FPB ini dilakukan. Kemudian bagaimana mengupayakan bahasa yang dapat direspon oleh siswa agar pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

Dengan demikian penulis sudah menemukan solusi dalam teknik penyajian materi pembelajaran pada siklus I. Bahwasanya strategi secara individual pada siklus II, penulis menjelaskan materi pokok dengan menggunakan alat praga dengan menggunakan metode bervariasi , disamping itu adanya Tanya jawab, juga adanya metode demontrasi. Ditambah lagi dengan contoh-contoh yang banyak dan terarah. Sehingga pada pertemuan siklus II siswa memperoleh hasil belajar sangat meningkat dan memuaskan dengan rata-rata 85.

Adapun dari pertemuan siklus I dan II dapat dilihat pada table dan grafik seperti berikut ini. 

Tabel 4. : Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematika materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), melalui strategi Individual pada siswa kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis pada Siklus I 

No. NIS  Nama Siswa Jawaban yang benar Nilai Presentase (%) Keterangan

 

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24

25

26.

27

28.

29.

30.

  Akbar

Agisa

Ade Indra

Andani

Andri

Andi

Bagus

Bima

Desy

Dina

Firmansyah

Herwinda

Ilham

Intan

Ira D.

Ira Novianti

Jamal

Lia Astuti

Lia Puspita

Masriani

Marlina Sari

M. Fujianur

Nor halimah

Nisa

Raihan

Siti Aisyah

Tomi

Sahibul

Lia Aryani

M. Arifin

5

4

4

4

4

4

3

3

3

4

5

3

3

4

4

4

3

4

4

5

5

4

4

3

3

4

4

4

3

5

100

80

80

80

80

80

60

60

60

80

100

60

60

80

80

80

60

80

80

100

100

80

80

60

60

80

80

80

60

100

100

80

80

80

80

80

60

60

60

80

100

60

60

80

80

80

60

80

80

100

100

80

80

60

60

80

80

80

60

100

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tutas

Tuntas

Tuntas

Belum tuntas

Belum tuntas

Belum tuntas

Tuntas

Tuntas

Belum tuntas

Belum tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Belum tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Belum tuntas

Belum tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Belum tuntas

Belum tuntas

JUMLAH 116 1160 1160  
NILAI RATA-RATA 3.86 38.67 38.67 Belum tuntas

 

Tabel 5. : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematiaka  FPB dan KPK menggunakan cara table Strategi Tugas Individual siswa kelas IV SDN 012 Long Ikis pada Siklus I.

No . Nilai Jumlah siswa Jumlah nilai Presentase
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0

0

0

0

0

0

9

0

16

0

5

540

240

500

30 %

53.3 %

16.7 %

  30 1160 38.6

 

Diagram Batang 1 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematika materi FPB dan KPK menggunakan Strategi Tugas Individual siswa kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis pada Siklus I.

Tabel 6. : Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematika materi FPB dan KPK, dengan strategi pembelajaran Tugas Individual pada siswa kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis pada Siklus II

No. NIS  Nama Siswa Jawaban yang benar Nilai Presentase (%) Keterangan

 

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

  Akbar

Agisa

Ade Indra

Andani

Andri

Andi

Bagus

Bima

Desy

Dina

Firmansyah

Herwinda

Ilham

Intan

Ira D.

Ira Novianti

Jamal

Lia Astuti

Lia Puspita

Masriani

Marlina Sari

M. Fujianur

Nor halimah

Nisa

Raihan

Siti Aisyah

Tomi

Sahibul

Lia Aryani

M. Arifin

3

5

5

5

4

4

3

5

5

5

5

5

5

5

4

4

4

4

4

5

5

5

3

2

5

5

5

5

5

5

60

100

100

100

80

80

60

100

100

100

100

100

100

100

80

80

80

80

80

100

100

100

60

40

100

100

100

100

100

100

60

100

100

100

80

80

60

100

100

100

100

100

100

100

80

80

80

80

80

100

100

100

60

40

100

100

100

100

100

100

Belum tuntas

Tuntas

Tuntas

Tutas

Tuntas

Tuntas

Belum tuntas

Tuntas

Tuntas 

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas 

Tuntas

Tuntas

Tuntas 

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Belum tuntas

Belum tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

JUMLAH 121 2620 2620  
NILAI RATA-RATA 4,03 87,3 87,3 Tuntas

 

Tabel 7. : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Matematiaka   materi FPB dan KPK menggunakan Strategi Tugas Individual siswa kelas IV SDN 012 Long Ikis pada Siklus II.

No . Nilai Jumlah siswa Jumlah nilai Presentase
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0

0

0

0

2

0

3

0

7

0

18

80

180

560

1800

6,7 %

10 %

23,3 %

60 %

  30 2.620 90,0

 

Diagram Batang 2 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pemelajaran Matematika materi FPB dan KPK menggunakan Strategi Tugas Individual siswa kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis pada Siklus II.

Tabel 8    : Data Kelompok Siswa yang dinyatakan Tuntas Belajar Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Semester II Pokok Bahasan : FPB dan KPK Siklus I.

No. Kelompok Nilai Siswa Keterangan
1.

2.

< 70 %

≥ 70 %

9 orang

21 orang

Belum tuntas

Tuntas

JUMLAH 30 orang  

 

Berdasarkan data diatas diperoleh orang yang belum tuntas, dan 9 orang yang dinyatakan sudah tuntas dengan nilai rata-rat kelas 38.6 sehingga penulus mengadakan perbaikan pada siklus ke II

Tabel 9    : Data Kelompok Siswa yang dinyatakan Tuntas Belajar Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Semester II Pokok Bahasan : FPB dan KPK Siklus II.

No. Kelompok Nilai Siswa Keterangan
1.

2.

< 70 %

≥ 70 %

5 orang

25 orang

Belum tuntas

Tuntas

JUMLAH 30 orang  

 

Berdasarkan data diatas diperoleh orang yang belum tuntas, dan 25 orang yang dinyatakan sudah tuntas dengan nilai rata-rat kelas 87,3 sehingga di simpulkan tidak perlu diadakan  Siklus ke III

Diagram Batang 3 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Perbaikan Pemelajaran Matematika materi FPB dan KPK menggunakan Strategi Tugas Individual siswa kelas IV SD Negeri 012 Long Ikis pada Siklus I dan Siklus II.

Sesuai dengan sistim pembelajaran pada kurikulum 2004 yang berbasis kopetensi, maka mutu pembelajaran dikur dengan besarnya angka ketuntasan belajar siswa mencapai nilai standar minimal ≥ 70 % (Standar Kopetensi Kurikulum 2008 SD/MI, Depdiknas, Jakarta 2006).

Setelah berdiskusi dengan teman sejawat dan dibantu oleh supervisor maka diperoleh data, pembelajaran sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang mencapai nilai diatas rata-rata.

Dari hasil pengamatan teman sejawat pada pembelajaran matematika pada siklus pertama terdapat 12 siswa yang telah dapat menuntaskan materi yang hubungannya dengan  FPB dan KPK dengan nilai ≤70 % yang rata-rata kelas 3,86. Sedangkan hasil yany diperoleh pada siklus kedua terdapat 26 siswa yang memperoleh nilain ≥ 70 % dengan rata-rata kelasnya 87,33. Peningkatan ini adalah hasil kerja keras siswa dalam menyerap materi pembelajaran dengan sungguh-sungguh.

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan penulis dalam penerapkan materi pembelajaran dengan pokok bahasan FPB dan KPK adalah sebagai berikut :

  1. Menjelaskan materi pebelajaran denga jelas dan terperinci.
  2. Menggunakan alat Bantu sederhana.
  3. Menggunakan strategi tugas individual siswa dalam proses pembelajaran dalam pembimbingan tugas.
  4. Tidak menunjukkan sikap membedakan siswa dalam menangani kesulitan belajar siswa.
  5. Memberikan keleluasaan pada siswa untuk mengukapkan kesulitan terhadap materi pembelajaran.
  6. Memberi kesempatan dan keluasan kepada siswa untuk mengungkapkan kesulitannya terhadap materi pelajaran.
  7. Selalu memberi motivasi kepada setiap siswa untuk melakukan tindakan peningkatan dalam mencapai prestasi belajar.

 

  1. Pembahasan dari setiap Persiklus

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan sedara bertahap yaitu siklus I dan Siklus II. Berdasarkan siklus I terdapat 12 siswa saja yang tuntas, dengan nilai rata-rata 3,86. Kemudian diadakan siklus II terjadi perubahan yang sangat segnifikan terdapat 26 siswa dari 30 siswa memperoleh nilai ≥ 70 % dengan nilai rata-rata 86,33. Pada siklus yang kedua terjadi peningkatan. Pada siklus I penulis mempunyai tantangan karena banyak siswa yang belum memahami materi KPK dan FPB secara mendetail, sehingga pada siklus I tersebut hasil kurang memuaskan. Namun pada siklus kedua ada terik-terik yang tepat untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi.

Masalah yang timbul dalam mengajar adalah bagaimana menciptakan suatu system pengajaran yang sesuai dengan yang telah direncanakan bagaimana mengelola kelas dengan sebaik-baiknya, bagaimana mengatasi siswa yang malas dan bagaimana memotivasi anak yang malas belajar. Pembelajaran akan lebih baik jika guru sebagai fasilitator, konselor, motivator evatuator dan organisator. Hal ini menurut Abni Syamsudin (1997). Guru adalah sebagai pendidik, pengajar tentu berperan menjadi pembimbing, pendukung dan bahkan mengelola sekali menjadi penilai. Punya tanggung jawab walaupun menemui kendala yang kompliks sekalipun. Dengan penuh kesabaran, memiliki dedikasi yang tinggi, memiliki disiplin yang tinggi, maupun mengajar dengan tenang sehingga dapat menyampaikan materi pelajaran secara sistimatis dan mudah dipahami siswa. Penuh antusias, dengan spirit dan kegembiraan, sebab yang demikian akan menimbulkan daya tarik tersendiri bagi siswa. Apakah simpati dan motivasi pada perfoment guru dalam mengajar, siswa tidak akan mudah bosan dalam menerima pelajaran.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran sangat terkait dengan keharmonisan guru dan siswa, ketertiban secara langsung dan kesesuaian dengan strategi serta alat bantu yang digunakan guru. Tak kalah pentingnya untuk keberhasilan belajar antara sikap disiplin, tanggung jawab siswa, terhadap keaadaan siswa dikelas. Pada inti guru harus sebagai pendidik, pembimbing, pengarah, motivator, imformator, komonikator,  dan evaluator dalam pembelajaran guna menciptakan siswa sebagai manusia seutuhnya, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sejalan dengan hal diatas pendidik pada akhirnya menghasilkan lulusan yang bekaualitas. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin, bekerja keras, bertanggun jawab, cerdas, terampil dan berakhlak mulia. Guru harus mampu melakukan perubahan yang nyata sebagai hasil proses pembelajaran sehingga mempengaruhi sikap siswa untuk selalu berpikir kritis dan trampil dalam menyikapi berbagai persoalan yang dihadapinya. Guru harus senantiasa berusaha mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan perkembangan zaman, memiliki kecakapan, kepandaian dan keahlian sesuai dengan bidang tugasnya.

Faktor-faktor yang bekaitan dengan hasil belajar yang efektif antara lain:

  1. Penggunaan metode yang bervariasi yany tepat.
  2. Penggunaan media yang efektif dan efisien.
  3. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami siswa.
  4. Ada intraksi secara langsung dan menyeluruh.
  5. Kepekaan guru terhadap kelemahan, kekurangan, dan kesulitan yang dihadapi siswa.
  6. Kesiapan guru dengan bekal kecakapan dan keahliannya untuk menghadapi setiap persoalan yang berkaitan dengan kemajuan zaman dan teknologi.            

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

  1. Kesimpulan.

Perbaikan pembelajaran matematika materi KPK dan FPB pada siswa SD Negeri 012 Long Ikis tahun pelajaran 2009/2010 semester ke dua,  dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Penggunaan metode kolaborasidan media yang cukup merangsang untuk lebih aktif dan kreatif dalam bertanya membuat siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran.
  2. Penjelasan guru secara jelas dan sistematis sesuai dengan pelajaran dapat meningkatkan hasil belajar.
  3. Pemberian Tugas secara Individual sangat mempermudah guru dalam mengidentifikasi masalh kesulitan belajar siswa terhadap materi pelajaran.
  4. Dapat menambah pengalaman guru dalam melaksanakan tugas pada umumnya, dan pada penulisan pada khususnya.
  5. Memberikan bimbingan secara nyata kepada siswa untuk memecahkan masalah kesulitan belajar siswa.

 

  1. Saran.

Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran seorang guru diharapkan :

            1.      Guru sebaiknya memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi pada setiap mengajar.

            2.      Guru sebaiknya menggunakan alat peraga dalam setiap mengajar.

            3.      Guru hendaknya menggunakan metode yang bervariasi agar terciptanya suasana bealajar yang menyenangkan dalam setiap pertemuan.

            4.      Bahasa yang digunakan dalam program pembelajaran haruslah mudah dipahami oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk, 2007, Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), Jakarta Universitas Terbuka

Mulyan AZ, Spd. 2004. Rahasia Matematika, Surabaya, Gita Media Press.

Suciati, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Univesitas Terbuka.

Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentan Guru dan Dosen, Jakarta, 2006. PT. Sekala Jalma Karya.

Wardani, dkk, 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Universitas Terbuka.

Wardiani, dkk, 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta. Univesitas Terbuka.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Cara-cara Menanam Sawit

CARA-CARA MENANAM KELAPA SAWIT

Oleh :  Akhmad Fitriansyah, S.Pd

Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarnan Kelas Kabupaten Paser Tahun 2009/2010

PENDAHULUAN

Kelapa sawit dapat ditanam di kawasan tanah yang gembur, tanah liat gembur dan tanah gambut (kurang dari satu meter dalam).

Tanah gambut (lebih satu meter dalam), tanah masam dan tanah rawa adalah kurang sesuai bagi tanaman kelapa sawit. Walau bagaimanapun dengan pengurusan sistem pengairan dan pengerjaan yang sempurna, jenis-jenis tanah ini boleh juga ditanam dengan kelapa sawit dengan jayanya.

PERLAKSANAAN KERJA

Pembersihan lahan dari semakmak belukar,pemancangan dan baru menanam kacang pada lahan yang ingin ditanamai bibit  kelapa sawit untuk mempermudah kita merawat kebunn tersebut.

Pembersihan: Para pekerja atau buruh membersih lahan setlah lahan bersih kita mengali lubang lebar lubang 45 cm dan dalam lubang 40 cm, keadaan tanah (curam atau rata), hutan atau ladang tanam semula.

Adalah penting operasi pembersihan lahan hendaknya serentak dengan bibit kelapa sawit dapat diperoleh dari pembibitan. Jika mempunyai kita dapat menyemai sendiri, masa penyediaan lahan hendaklah disesuaikan dengan masa tahun tanam bibit atau benih yang telah cukup umur untuk ditanam dilahan. Pemancangan adalah untuk mempermudah kita untuk menanam bibit kelapa sawit pada lahan yang hendak ditanam haruslah bersih.

Pemancangan: Barisan tanaman dibuat mengikut arah Utara-Selatan supaya pokok-pokok mendapat cahaya matahari yang maksima.

Tanaman kacangan untuk memudahkan kita: Menanam kekacang dapat dilakukan setelah para pekerja atau buruh melakukan pemancangan selesai dilaksanakan barulah bibit kelapa sawit ditanam untuk mempermuhakan kita untuk garuk piringan. (Dilahan gambut tidak perlu tanam kekacang).

Penanaman kacangan adalah untuk:

  • Mengawali cara kerja pada lahan kelapa sawit
  • Memperbaiki status zat cara pemeliharaan dalam tanah, khususnya Nitrogen
  • Memelihara kelembapan tanah

Tiga jenis kacang untuk melindungi lahan yang akan ditanam adalah:

  • Centrosema pubescens
  • Pueraria phaseoloides
  • Calopogonium mucunoides/caeruleum

Benih kekacang boleh dibeli dari agen atau balai benih yang ada di depot pertanian atau ditoko saprodi manakala kompos rhizobium boleh dibeli di Institut Penyelidikan Getah Malaysia (RRIM). Cara ringkas menanam kacangan untuk melindungi lahan adalah seperti berikut:

  • Umumnya campuran 10g kompos rhizobium dengan 10kg biji benih kekacang digunakan.
  • Campuran tersebut ditabur didalam jalur yang selari diantara 2 barisan pohon kelapa Sawit.
  • Jarak diantara jalur-jalur atau barisan adalah 2 meter.
  • Contoh kadar campuran biji benih kekacang adalah seperti berikut:-

Kacangan Kg/ha

Centrocema pubescens 4.0

Pueraria phaseoloides 1.1

Calopogonium caeruleum 0.6

  • Baja campuran N:P:K:Mg (15:15:6:4) digunakan sebagai baja asas dengan kadar 56 kg/hektar.
  • Tabur baja debu Fosfat (seperti CIRP) pada kadar 560 kg sehektar mengikut jadual berikut:
Umur Kacangan Kadar Pupuk Fosfat (kg/ha)
Semasa menanam (sepanjang jalur-jalur) 112
2 bulan 112
6 bulan 112
8 bulan 112
12 bulan 112
  • Pengawalan rumpai dan serangga perosak diperlukan dengan mengguna racun-racun yang sesuai jika hendak memperolehi tanaman kacang yang baik.

Penanaman: Bibit sawit yang telah berumur 12-15 bulan dapat dari pembibitan adalah dapat untuk ditanam. Cara penanaman adalah seperti berikut:

  • Lubang Tanaman disediakan 2-3 minggu sebelum menanam. Ukuran lubang harus disesuikan dengan ukuran polibeg supaya penanaman mudah ditanam. Tanah lapisan bawah dan lapisan atas diasingkan.
  • Taburkan 150g – 200g baja Fosfat didalam lubang.
  • Buangkan/Tanggalkan polibeg sebelum anak benih ditanam. Masukkan anak benih kedalam lubang yang telah disediakan.
  • Lubang dikambus dengan tanah lapisan atas dahulu dan diikuti dengan tanah lapisan bawah supaya buku-pangkal pokok berkeadaan sama rata dengan permukaan tanah.
  • Anak benih hendaklah berkeadaan tegak selepas ditanam.
  • Mampatkan tanah disekeliling pokok dengan tidak merosakan akarnya.
  • Masa menanam hendaklah pada musim hujan dan elakkan dari menanam pada musim kemarau.
  • Lazimnya, jarak tanaman yang dipilih adalah 9 meter tiga segi yang memberi 136 pokok pada 1 hektar. Kepadatan pokok sehektar dengan jarak tanaman yang berbeza adalah seperti jadual dibawah:
Jarak Jumlah Pohon
Meter (Kaki) Hektar (Erea)
8.5 (28) 160 (65)
8.7 (29) 148 (60)
9.0 (30) 136 (55)
  • Penyulaman pohon-pohon yang mati apabila telah dilaksanakan pemeriksaan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah penanam.

Tanaman selingan:

Kacang tanah, jagung dan lain-lain tanaman palawija atau sayur-sayuran boleh ditanam sebagai selingan dalam masa tiga tahun pertama selepas pohon sawit ditanam.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tanaman selingan ialah:

  • Tanaman itu dapat memberi keuntungan dalam masa tiga tahun.

 

  • Tanaman itu tidak memberi persaingan yang sangan berlebihan dan akan memberikan kesuburan pohon kelapa sawit dari segi zat-zat pemakanan, air dan cahaya matahari.
  • Ada pasaran atau mudah memasarkan hasil tanaman selingan itu.

 

Daptar Pustaka

  1. Judul                     : Cara- cara Menanam Kepala Sawit

Alamat                  : http://www.sabah.org.my/bm/nasihat/artikel-pertanian/sawit.htm

Penulis                   : Bagian Biologi Institut Penyelidikan Minyak Kepala sawit Malaysia

                                Peti Surat 10620 50720 Kuala Lumpur

  1. Judul                     : Budi Daya Kelapa Sawit

Alamat                  : http://budidayakelapasawit.blogsport.com/2008/01/menanam.html.

Penulis                   : R. Budi Hartono

  1. Judul                     : Cara Mudah Menanam Kepala Sawit

Alamat                  : http://blog-indonesia.com/blog.archive-11995-5.html.

Penulis                   : Mikroproparasi

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Biodata

BIODATA

  1. Nama                                                   :  Akhmad Fitriansyah, S.Pd
  2. Tempat Tanggal Lahir                         :  Pasir Belengkong, 02 Januari 1968
  3. Jenis Kelamin                                      :  Laki-laki
  4. Agama                                                 :  Islam
  5. Status                                                  :  Menikah
  6. Pendidikan                                          :
    1. SD                                                 :  SDN 001 Pasir Belengkong, 1982
    2. SLTP                                             :  SMP Swasta Tri Karya Pasir Belengkong, 1985
    3. SLTA                                            :  SPG Swasta Setia Marga Samarinda, 1988
    4. Perguruan Tinggi                           :

–          D II – PGSD                           :  FKIP Universita Terbuka (UT) Jakarta, 2001

–          S 1 – PGSD                            :  Universitas Terbuka (UT) Jakarta, 2008

–          S 2 – MP                                 :  Universitas Mulawarman (sedang berjalan)

  1. Pekerjaan                                             :
    1. Tugas Pokok                                 :  Kepala SDN 012 Long Ikis
    2. Tugas Tambahan                           :  –
    3. Lain-lain                                        :  Petani Kelapa Sawit
    4. Instansi                                                :  Kantor UPTD Kecamatan Kuaro
    5. Alamat                                                            :  RT.14 RW.05 Desa Tajur  Kec. Long

   Ikis Kab. Paser, Prov. Kalimantan Timur.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

tugas 4

Tugas 4

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bapak Ir. Mohamad Adriyanto, MSM yang saya hormati. Saya Mahasiswa Pascasarjana (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman Kelas Kabupaten Paser Tahun 2009/2010 ingin memperkenalkan diri dengan indentitas sebagai berikut :

  1. Nama                     : Akhmad Fitriansyah, S.Pd
  2. Pekerjaan               : Kepala Sekolah.
  3. Instansi                  : SD Negeri 012 Long Ikis Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
  4. Alamat                  : RT.14 RW.05 desa Tajur Kec. Long Ikis Kab. Paser  Prov. Kaltim
  5. Nomor HP             : 081346310599
  6. Blog                      : https://akhmadfitriansyah.wordpress.com/
  7. Facebook               : facebook.com/akhmadfitriansyah.
Posted in Uncategorized | Leave a comment

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Posted in Uncategorized | 1 Comment